KH.Didih Ridwan Sadili, “Istiqomah Memperjuangkan Agama Allah”
Bandung barat, 23/12 (beritalangitan.com) – Menjelajah ke kawasan Bandung barat tim lipsus pesantren beritalangitan.com tiba di Kampung Mande Desa Mekar Mukti Kecamatan Cihampelas, ditempat ini tim mengunjungi pondok pesantren Addiniyatul Amriyah yang di pimpin oleh KH. Didih Ridwan Sadili (49). Sebenarnya nama pesantren Addiniyatul Amriyah awalnya sebuah majelis ta’lim tetapi memiliki santri kalong cukup banyak bernama “Adnin”.
Tim disambut dengan cerita sang Kyai tentang bagaimana pahit getirnya merintis pesantren yang berdiri secara resmi pada tahun 1995 ini, dulunya tempat ini cukup angker dan tidak ada seorangpun yang berani lewat ke tempat ini, begitupun masyarakatnya yang kasar dan masih jauh dari nilai-nilai agama banyak yang tidak setuju.
Konflik demi konflik dilewati Kyai beserta istrinya, mulai dari gangguan – gangguan kecil, seperti kehilaangan ternak, setiap saat mengaji selalu disaingi dengan suara teriakan dan nyanyian anak-anak muda didepan mesjid, pernah ada yang datang ke pesantren menghina kiyai dengan bahasa kasar dan menantang berkelahi, bahkan pernah ada yang bawa cerulit hendak menghabisi nyawa sang kyai, tetapi akhirnya semua itu dapat dilewati sang Kyai dengan Tawadhu dan Istiqomah, semua teror dan intimidasi itu tidak membuat kiyai takut, bahkan justru membuat kyai semakin semangat dalam menjalankan dakwah.
Seiring waktu, dengan lemah lembut dan penuh kesabaran sang Kyai Didih bersama Ustadzah Nina merubah dan menata masyarakat, sedikit demi sedikit warga pun mulai percaya dan mulai berdatangan untuk ke Pesantren, begitupun masa-masa sulit di sisi ekonomi di ceritakan Ustadzah Nina dengan berurai air mata, bagaimana masa-masa sulit itu dialaminya dengan sabar dan ikhlas, mulai dari tidak memiliki rumah, makanan dan tidak adanya dukungan dari keluarga.
Kini buah dari kesabaran itu sudah bisa diituai hasilnya, sebuah mesjid yang cukup besar, asrama putra putri majelis ta’lim dan sarana lainnya sudah dimiliki oleh pasangan mujahid Allah ini, begitupun kini masyarakat sudah mulai berubah lebih islami, selain mengurus santri di pesantren Addiniyatul Amriyah Kyai Didi bersama Hj Nina juga sering mengisi pengajian majelis taklim di lingkungan Kampung Mande dan sekitarnya.
Komentar
Posting Komentar